Namun dari bangunan gereja dapat dilihat bahwa jumlah umatnya mencapai ribuan orang. Gereja Kristus Yesus sendiri berdiri pada tahun 2002. Gereja ini beralamat di Jl. Mangga Besar 1 No. 74, Taman Sari, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta. Bangunan gereja ini tidaklah besar, namun sangat unik. Bentuknya menyerupai bentuk candi. Padatahun 1968 beliau diangkat oleh Mgr. A. Djajasepoetra,SJ sebagai pastor pertama yang menetap di Tangerang. Beliau melayani umat Katolik di Tangerang sebagai stasi dari Gereja Toasebio di Jakarta. Selain itu beliau juga mengurusi STRADA dan membuka pusat rehabilitasi bagi ex-pasien kusta "Marfati". Koster Dengan baik dan cermat mengatur buku-buku lirturgi, busana liturgis dan hal-hal lain yang diperlukan untuk perayaan Ekaristi. Komentator, jika diperlukan, memberikan penjelasan dan petunjuk singkat pada umat, agar lebih siap dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Komentator berdiri di depan umat di tempat yang kelihatan tetapi tidak di mimbar. Sesuaidengan maknanya penempatan tempat duduk imam haruslah dapat dilihat dari segala sisi ruang gedung gereja, menunjang komunikasi langsung dengan umat. Umumnya kursi selebran ditempatkan pada bagian belakang Altar, dengan posisi agak lebih tinggi, atau pada salah satu sisi dari panti imam, agak sejajar dengan Altar. Gambaran aplikasi Gerejatentunya tempat ibadah umat Kristen. Agama lain punya rumah ibadahnya masing-masing. Kenapa teman anda yang beragama Buddha setiap minggu ikut peribadatan di gereja? Sebaiknya anda tanya dia apa alasannya. Yang jelas ketika seseorang masuk gereja dan mengikuti peribadatan, tidak akan ditanya atau dicek apa agamanya. Tapiuntuk menjawab pertanyaannya, ya boleh saja. Malah beberapa gereja di Amerika dan Eropa dipinjamkan [ 1] ke umat beragama lain untuk ibadahnya. Biasa saja kok. Anda bukan Kristen, mau masuk gereja dan berdoa kepada 'Tuhannya orang Kresten.' ya monggo. Mau sekalian ikutan ngopi dan ngemil mendoan juga boleh. kok. Terkadangatas nama "partisipasi aktif" umat sendiri ikut menambahkan acara sendiri dalam perayaan Ekaristi, seperti tepuk tangan yang berlebihan, dramatisasi bacaan dan homili, atau memberikan salam damai sampai jauh dari tempat duduk. Perayaan Ekaristi adalah tindakan Kristus dan Gereja sebagai "sakramen kesatuan," yakni umat kudus yang Sesudahpembacaan Injil, Imam, para pelayan dan wakil umat bergerak di dalam gereja menuju panti Imam. Sementara itu, dilagukan responsorium 'Ketika Tuhan memasuki' atau nyanyian lain yang sesuai. Setelah tiba di altar, Imam menghormati altar, lalu menuju tempat duduk. RomoDeshi Ramadhani, SJ, dosen STF Driyarkara dan sekaligus rektor Kolese Hermanum menunjuk tiga hal yang membuat umat Katolik meninggalkan Gereja. Pertama, khotbah. Seringkali khotbah para imam tidak menarik. Namun dikatakan oleh Romo Deshi bahwa sebenarnya khotbah bukan menjadi unsur penting dalam sebuah perayaan ekaristi. 47Dlb. Prinsip-Prinsip dan Perabot Pada Gereja Katolik Prinsip-prinsip ruang dan perabot dalam Geraja Katolik telah ditentukan oleh kongregasi dalam Institutio Generalis Missalis Romawi abad V pada tahun 1969, yang menetapkan bahwa dalam sebuah Gereja Katolik harus terdapat fasilitas ibadah yang berupa peralatan dan perabot. Dalam sebuah Gereja Katolik memiliki pembagian ruang dengan fasilitas-fasilitas sebagai berikut Windhu, 1997 dalam Malino, 2012. A. Panti Imam Panti Imam adalah tempat Imam memimpin perayaan liturgi. Di Panti Imam terdapat altar, mimbar, kredes, tempat duduk imam serta para pembantunya prodiakon paroki, misdinar, dan petugas lainnya, tebernakel, dan lampu Tuhan. Windhu, 1997. Gambar Susunan Panti Imam Sumber Windhu, 1997 Tinggi panti Imam dari lantai panti umat untuk gereja yang memiliki jemaat antara 800 sampai 1000 orang adalah kira-kira 90 cm Suptandar 130. 36 Upaya peninggian lantai ini dilakukan dengan tujuan dapat menunjang fungsi atau kegiatan yang terjadi dalam ruang dan dapat member karakter yang dapat memperjelas sifat ruang. Dengan adanya perbedaan ketinggian lantai panti Imam ini serta material pada bangunan Gereja dapat memberi pesan khidmat. Sedangkan untuk menjadikan ruangan tampak agung dapat menggunakan warna formal Malino, 2012.  Altar Dalam Gereja lama, kata altar dipakai untuk menunjuk pada meja ekaristi Perjamuan Kudus Wellem 25. Altar utama merupakan pusat seluruh gedung Gereja, berupa meja besar untuk mengadakan perayaan Ekaristi dan kegiatan liturgi yang lain. Altar harus lebih tinggi dari panti umat karena selain untuk memudahkan umat melihat dan mengikuti jalannya perayaan, juga mengingatkan umat kepada bukit Kalvari tempat Yesus disalibkan. Sehingga daerah panti Imam ini memiliki anak tangga berjumlah tiga yang melambangkan Allah Tritunggal. Altar sebagai meja perjamuan juga untuk mengingatkan kepada perjamuan terakhir Yesus dengan murid murid- Nya. Altar sebagai meja perjamuan ditutup dengan kain putih seperti meja makan Windhu, 1997. Meja altar memiliki panjang maksimum 3,6 m dan tinggi 97,5 cm Sleeper, 1995 dalam Malino, 2012. 37 Gambar Dimensi Altar Sumber de Chiarra, 2007  Tabernakel Tempat terbaik untuk menyimpan Sakramen Mahakudus yaitu sebuah lemari kecil dari bahan yang kuat dan pantas. Biasanya Sakramen Mahakudus sudah dimasukkan dalam sibori yang ditudungi kain kuning atau kuning keemasan Malino, 2012. Gambar Tabernakel 38  Lampu Tuhan Disebut juga lampu suci, merupakan lampu merah yang terus menyala dekat tabernakel sebagai tanda bahwa di dalamnya tersimpan Sakramen Mahakudus. Sebutan Lampu Tuhan menunjukkan bahwa Tuhan hadir dalam sakramen Mahakudus tersebut. Dulu lampu harus berasal dari minyak zaitun namun sekarang tidak diharuskan karena sulit mendapatkannya, bahkan banyak Gereja menggunakan listrik Malino, 2012. Gambar Lampu Tuhan Sumber http/  Sedilia Sedilia merupakan tempat duduk Imam dan para pembantunya para prodiakon misdinar dan konselebran Malino, 2012. Gambar Dimensi selidia Sumber de Chiarra, 2007 39  Mimbar Merupakan tempat untuk membacakan bacaan kitab suci perjanjian lama, surat rasul, atau epistola, dan injil, berkotbah, pembacaan mazmur, pembacaan doa umat, dan pengumuman Malino, 2012. Gambar Dimensi Mimbar Kecil dan Mimbar Besar Sumber de Chiarra, 2007  Kredens Merupakan meja kecil tempat diletakkannya piala, purificatorium, palla, corporal, patena, sibori, monstrans, ampul berisi air dan anggur, serta lavabo Malino, 2012. Gambar Dimensi Kredens Sumber Sleeper, 1995 40 B. Panti Umat Panti umat adalah tempat beribadah umat, karena itu pada daerah ini disediakan banyak fasilitas tempat duduk, yang biasanya dilengkapi tempat untuk berlutut supaya umat dapat mengikuti tata cara liturgi ibadah yang sudah ditetapkan Malino, 2012. Gambar Dimensi Kursi Umat Sumber de Chiarra, 2007 Lebar kursi 45 cm untuk ukuran minimum tidak direkomendasikan. 50 cm untuk ukuran yang baik, sedangkan 55 cm untuk ukuran yan terbaik Sleeper 299. Jarak sirkulasi yang baik antara kursi dengan dinding 1,2m sedangkan untuk sirkulasi utama menuju ke altar adalah 1,8m. C. Tempat Koor Tempat khusus bagi para petugas yang membawakan lagu-lagu selama perayaan liturgi Dulu tempat koor berada di balkon supaya suaranya dapat terdengar kuat dan bagus, namun sekarang bisa berada di samping kiri atau kanan 41 altar bahkan ada yang menjadi satu dengan umat dengan maksud lebih menggiatkan partisispasi umat dalam bernyanyi Malino, 2012. Gambar Tempat Koor Sumber Windhu, 1997 D. Kamar Pengakuan Kamar pengakuan adalah tempat menerima Sakramen Tobat. Ruang ini terbagi atas dua ruang bersekat kasa, masing-masing untuk Imam dan pengakuan dosa. Di dalamnya biasanya terdapat salib dan bangku untuk berlutut. Kamar pengakuan ini biasanya terletak di sayap kanan dan kiri bagian dalam Gereja. Biasanya ada lebih dari satu kamar Malino, 2012. Gambar Ruang Pengakuan Sumber Windhu, 1997 42 E. Balkon Merupakan ruang di bagian depan Gereja. Dahulu, balkon digunakan untuk tempat koor supaya suara lantang memenuhi gedung Gereja. Balkon yang tidak digunakan untuk koor, dipakai untuk tempat duduk umat Malino, 2012. Gambar Balkon Pada Gereja Sumber Windhu, 1997 F. Portal dan Bejana Air Suci Portal atau gerbang adalah sekat papan atau pertisi yang terdapat setelah memasuki pintu utama gereja, sehingga umat tidak terlihat dari luar Windhu, 1997, 22. Bejana air suci berisi air yang sudah diberkati, biasanya di letakkan dekat pintu supaya dapat digunakan waktu masuk atau keluar Gereja Malino, 2012. 43 Gambar Portal dan Tempat Air Suci Sumber Windhu, 1997 G. Perlengkapan Gereja  Salib Salib adalah perlengkapan Gereja yang tidak pernah dilupakan. Setiap umat mengadakan kegiatan liturgi dan ibadah yang lain, salib selalu hadir di sana. Salib biasanya didampingi lilin-lilin yang sudah dinyalakan dan diletakkan di atas meja altar atau dipasang di dekat altar yang dikenak dengan salib duduk. Salib duduk memiliki ukuran tinggi 18cm-30cm . Ada juga salib yang besar di belakang altar menempel pada dinding dengan ukuran tinggi 60cm-200cm Perbandingan antara tinggi dan lebar Salib adalah 21. Windhu, 1997. 44 Gambar Salib Duduk Sumber Windhu, 1997  Patung Yesus Patung Yesus biasanya berukuran cukup besar tinggi rata-rata 60cm-200cm sehingga bisa dengan mudah dilihat umat yang hadir di gereja. Patung Yesus biasanya diletakkan di samping kanan altar Windhu, 1997. Gambar Patung Yesus Sumber Windhu, 1997  Patung Maria Patung Maria juga berukuran besar tinggi rata-rata 60cm-200cm dan biasanya diletakkan di samping kiri altar. Di sekitar patung Maria biasanya disediakan tempat bagi umat yang ingin mempersembahkan lilin supaya permohonannya dikabulkan. Baik patung Yesus maupun Maria berfungsi 45 sebagai sarana pembantu umat untuk berjumpa dengan Tuhan sendiri Windhu, 1997. Gambar Patung Maria Sumber Windhu, 1997  Gambar dan Relief Jalan Salib Gambar dan relief jalan salib dapat dipastikan ada di setiap Gereja. Jumlahnya sebanyak 14 buah. Pada saat tertentu umat mengadakan kebaktian jalan salib di gereja dengan bantuan gambar atau relief tersebut. Biasanya gambar atau relief jalan salib dipasang pada dinding-dinding Gereja. Yang berupa gambar biasanya merupakan lukisan, sedangkan yang berupa relief merupakan pahatan dari batu ataupun kayu. Windhu, 1997. Gambar Jalan Salib Sumber Windhu, 1997 46  Patung Santo/Santa Biasanya paroki memakai nama pelindung seorang Santo atau Santa. Gambar atau Patung Santo / Santa pelindung di letakkan di depan Gereja. Kadang –kadang gambarnya diwujudkan dalam lukisan pada dinding kaca di bagian depan Gereja. Maksud penggunaan nama Santo / Santa pelindung supaya umat paroki mendapat perlindungan dan dapat mewarisi semangat hidup yang suci, karena Santo / Santa menjadi teladan hidup suci Windhu, 1997. Gambar Patung Santo/Santa Sumber Windhu, 1997  Organ Organ merupakan alat musik tekan yang digunakan untuk mengiringi koor atau setiap lagu yang dinyanyikan saat ibadah Malino, 2012.  Gong dan Kelinting Gong merupakan salah satu alat bunyi gemelan yang di pasang dekat altar. Bersama bel atau kelinting, gong dipakai untuk memberi tanda konserkrasi. 47 Maksud menggunakan bunyian-bunyian adalah untuk menciptakan suasana hening khusyuk dan penuh perhatian di beberapa Gereja gong atau kelinting dibunyikan untuk mengawali dan mengakhiri Doa Syukur Agung Windhu, 1997. Gambar Gong dan Kelinting Sumber Windhu, 1997  Lonceng Lonceng adalah alat bunyi yang biasa digunakan untuk mengiringi ibadat sebagai tanda kegembiraan. Lonceng dibunyikan pada saat-saat tertentu untuk mengundang umat mengadakan ibadah, maka perlu suaranya nyaring dan meluas sampai jauh. Lonceng dianggap benda keramat yang tidak boleh dibunyikan sembarangan Windhu, 1997. Gambar Lonceng 48